Klasifikasi
Menurut
Soulsby (1986), klasifikasi Musca domestica adalah sebagai berikut :
filum
: Arthropoda
kelas
: Insecta
ordo
: Diptera
sub
ordo : Cyclorrhapha
superfamili
: Calypterae
famili
: Muscidae
genus
: Musca
spesies
: Musca domestica
Kebanyakan
Diptera secara relatif berukuran kecil dan bertubuh lunak (Borror 1992; Levine
1990). Salah satu contoh Diptera yang penting dalam kehidupan manusia adalah Musca
domestica. Lalat rumah dapat menjadi vektor dari penyakit demam typhoid,
disentri dan anthrax (Triplehorn dan Jhonson 2005).
 |
Gambar 1 Lalat Musca domestica dewasa (Steelman 2007). |
Morfologi
Sebagaimana
umumnya tubuh insekta lainnya, tubuh Musca domestica dibagi menjadi 3
bagian, yaitu kepala, dada (toraks) dan perut (abdomen). Musca domestica adalah
serangga berukuran sedang dengan panjang tubuh 6-7 mm (West 1951; Axtell
1986). Menurut Soulsby (1986), lalat dewasa jantan berukuran 5,8–6,5 mm
dan yang betina 6,5–7,5 mm. Lalat jantan dan betina memiliki beberapa
perbedaan. Menurut Axtell (1986), lalat jantan memiliki mata yang
bersifat holoptik (kedua mata majemuk berdekatan), sedangkan yang betina bersifat
dikoptik (kedua mata majemuk berjauhan).
 |
Gambar 2 Bentuk mata lalat Musca domestica jantan dan betina (Anonim 2007b). |
Pada
kepala lalat terdapat probosis, yang berfungsi menghisap atau menyerap makanan
cair atau cairan. Pada saat tidak digunakan, probosis akan masuk kembali ke
dalam kepala (Service 1996). Probosis bersifat retraktif yang dapat
diperpanjang dan diperpendek pada saat mengambil dan menjangkau makanan (Levine
1990).
Morfologi
antena Musca domestica sama dengan lalat tipe Musca lainnya, yaitu
tipe antena mengalami reduksi dengan ujung distal yang menumpul dan terdiri
dari tiga segmen. Segmen antena terakhir merupakan bagian yang paling besar
berbentuk silinder atau bulat dan mempunyai rambut yang disebut “arista” (Service
1996). Antena berfungsi sebagai organ sensoris yang penting untuk mendeteksi
kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban dan bau-bauan. Bagian toraks lalat
berwarna abu kekuningan sampai abu gelap, di bagian dorsal toraks terdapat 4
garis longitudinal gelap sejajar dan memanjang ke batas posterior dari skutum
(Lapage 1962). Toraks terdiri atas tiga segmen yaitu protoraks, mesotoraks dan
metatoraks. Pada bagian mesotoraks terdapat sepasang sayap yang berfungsi untuk
terbang.
Sayap
Musca domestica memiliki venasi M1+2 dan venanya melengkung ke distal
dan R5 (posterior pertama) yang hampir berdekatan (Soulsby 1986). Sayap
merupakan membran yang berbulu dan bersisik halus. Venasi sayap sudah terbentuk
sejak lalat dalam pupa, venasi sayap merupakan aliran darah dan udara. Sayap Musca
domestica transparan, berwarna kelabu pucat dengan pangkal berwarna
kekuningan. Tepat di belakang sayap terdapat sepasang halter (alat keseimbangan
ketika terbang) berbentuk seperti alat pemukul (Noble dan Noble 1989).
Pada
tiap segmen toraks terdapat sepasang kaki. Tiap pasang kaki terbagi menjadi
lima segmen yang sama yaitu koksa, trokhanter, femur, tibia dan tarsus. Lalat
dapat melekat pada permukaan karena pada kakinya terdapat sepasang pulvilus
yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan kelenjar yang bisa mengeluarkan cairan
seperti lem yang lengket. Pulvilus ini terdapat pada ujung tarsus (Axtell 1986;
West 1951).
Abdomen
lalat rumah rumah berwarna kekuningan dan ruas terakhir berwarna coklat
kehitaman. Abdomen terdiri dari 4 segmen. Segmen ke-1 tidak berkembang dengan
baik tapi tidak demikian dengan segmen–segmen lainnya (Axtell 1986). Di bagian
tengah abdomen terdapat garis berwarna hitam
memanjang sampai ruas ke empat (Soulsby 1974). Pada lalat jantan, segmen
terakhir abdomen dilengkapi dengan organ genitalia yang digunakan untuk memasukkan
sperma ke dalam ovipositor lalat betina. Lalat betina sendiri memiliki 10 buah
spirakel yang terdapat di ventral abdomen. Spirakel-spirakel ini dilengkapi
dengan ovipositor untuk meletakkan telur di tempat yang sesuai (Soulsby 1986).
Siklus
Hidup
Lalat
rumah termasuk serangga yang bermetamorfosis sempurna. Siklus hidup lalat rumah
terdiri dari tahap pra dewasa dan tahap dewasa. Lalat rumah bersifat ovipar. Siklus
hidup Musca domestica dimulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat
rumah bertelur 100–150 butir dengan rata-rata 120 butir setiap kali bertelur (Pierce
1925 dalam West 1951). Lalat berkembang biak pada feses manusia atau hewan
atau sampah organik basah tapi biasanya lebih sering ditemukan pada manur kuda
(Lapage 1962). Selama hidupnya lalat betina bertelur 4 sampai 6 kali dengan
interval waktu sekitar 2 minggu dan tergantung pada faktor lingkungan (West
1951). Panjang telur kurang lebih 1 mm, lebar telur kurang lebih 0,26 mm, berbentuk
seperti pisang, berwarna putih krem dan bagian dorsal memiliki dua garis
longitudinal (Lapage 1962; Axtell 1986). Suhu memadai diperlukan agar telur
dapat berkembang dengan baik. Suhu penetasan dapat berkisar antara 10- 42°C.
Suhu optimum untuk penetasan telur berkisar antara 15-20°C (West 1951).
Telur
akan menetas menjadi larva setelah 12-24 jam (Lapage 1962). Larva berwarna
putih, berukuran 1-13 mm dan mempunyai 12 segmen yang terdiri atas 1 segmen
kepala, 3 segmen toraks dan 8 segmen abdomen (Kettle 1984). Morfologi tubuh
larva meruncing di bagian anterior dan melebar di bagian posterior dimana
spirakel berada. Tubuh bagian anterior terdapat sepasang kait oral yang
terhubung dengan tulang internal cephalo–pharyngeal. Tulang ini tersusun dari
kitin yang mengalami pigmentasi gelap (Lapage 1962).
Larva
lalat dapat bertahan pada suhu 30°C selama 4-5 hari. Larva mengalami pergantian
kulit sebanyak 2 kali dan mempunyai 3 bentuk instar. Instar I berlangsung
selama 20 jam sampai 4 hari, instar II selama 24 jam sampai beberapa hari dan
instar III selama 3-9 hari. Selama periode larva, makanannya berupa bahan-bahan
organik yang telah membusuk (Urquhart et al 1987). Perkembangan larva
sangat dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Suhu juga berkaitan erat dengan letak
kedalaman larva dalam media. Pengaruh panas yang diakibatkan oleh fermentasi
media akan menyebabkan larva untuk cenderung turun sampai kedalaman 5-10 cm
(West 1951).
Sebelum
menjadi pupa, larva tidak makan dan akan bermigrasi ke tempat yang lebih kering
dan dingin (Yap dan Chong 1995). Setelah melalui tiga tahap instar dalam
stadium larva, kulit larva berubah warna menjadi coklat dan keras menuju bentuk
puparium (Lapage 1962). Pupa yang semula berwarna putih lamakelamaan akan
berwarna coklat kehitaman. Pupa terbentuk melalui kontraksi (pemendekan dan
pengerasan) setelah itu terbentuk pupa yang silindris, gelap, kutikula mengeras
dengan ukuran sekitar 6,3 mm. Stadium pupa hidup pada suhu 25-30°C selama 4-7
hari (West 1951). Menurut Yap dan Chong (1995), pupa lebih suka hidup pada
kelembaban rendah dan jika kondisi lingkungan tidak memungkinkan maka masa
puparium diperpanjang.
 |
Gambar 3 Siklus hidup lalat Musca domestica (Watson, Waldron dan Rutz 1994). |