Umumnya
manusia secara sengaja ataupun tidak telah melakukan pengelompokan
(klasifikasi), mencari tahu (identifikasi), menggambarkan (deskripsi) dan
memberikan nama terhadap benda tertentu. Kemudian secara intuitif dan kognitif
kita peduli terhadap hubungan antara satu benda dengan lainnya.
Taksonomi
tumbuhan merupakan bidang kajian yang paling relevan dengan kehidupan manusia
moderen. Tumbuhan merupakan sumber utama untuk makanan, energi, sandang,
pangan, obat-obatan, oksigen yang kita hirup, dan yang memberikan keindahan
estetika di lingkungan kita. Pekerjaan menggambarkan, memberikan nama,
mengelompokan dan mencari tahu terhadap semua tumbuhan yang secara nyata dan
potensial digunakan oleh manusia, merupakan pekerjaan taksonomis atau
sistematis.
Para
ekologis yang mengkaji dekomposer suatu zat pencemar lingkungan (pollutan)
harus mengidentifikasi jenis organisme yang terlibat dalam proses tersebut.
Ahli rekayasa genetika yang memotong-motong DNA atau menyelipkan potongan DNA
tersebut pada tanaman budidaya tertentu untuk peningkatan produksi atau
menghasilkan tanaman yang tahan penyakit maka haruslah tahu tentang ciri-ciri
khas dari tumbuhan sumbernya. Ahli kimia bahan alam yang memproduksi suatu
senyawa yang dapat digunakan dalam menghambat perkembangan sel-sel kanker, HIV
dan berbagai penyakit lainnya mau tidak mau harus menyebutkan nama tumbuhan
sumber senyawa aktif tersebut.
Kenapa Sistematika Taksonomi Tumbuhan Penting?
Nama ilmiah merupakan simbol komunikasi
dengan kebanyakan informasi melekat padanya. Taksonomis harus mengembangkan
bahasa deskriptif untuk dapat mengkarakterisasi organisme secara tepat dan
berguna dan harus memberikan jalan untuk identifikasi segampang mungkin, mereka
harus membuat sistem klasifikasi untuk menunjukkan hubungan sesamanya, dan mereka
harus mempunyai suatu metode dalam penamaan semua organisme. Berdasarkan hal
ini aktivitas sistematik merupakan basis perkembangan kehidupan manusia lebih
produktif.
Data
dalam sistematik dikumpulkan dari kegiatan lapangan, laboratorium, kebun raya,
herbarium bahkan perpustakaan. Data tersebut dapat dianalisis dengan bantuan
komputer dan didokumentasikan dalam bentuk spesimen kering di herbarium,
sebagai spesimen hidup di kebun raya dan dalam bentuk informasi di laboratorium
ataupun perpustakaan.
Sistematik
adalah ilmu yang dinamis. Aktivitas taksonomis takkan pernah berakhir. Aliran
data berupa material tumbuhan mengharuskan informasi deskriptif disusun
kembali, perbaikan cara identifikasi, evaluasi kembali sistem klasifikasi dan
mencoba mencari hubungan untuk pemahaman yang lebih baik terhadap tumbuhan.
Sepanjang tumbuhan masih ada di dunia maka disana akan ada studi terhadap
tumbuhan tersebut, ada hasil dan untuk tujuan praktis dan teoritis.
Berdasarkan hal tersebut, tujuan yang
paling utama saat ini adalah bagaimana mengkonservasi tumbuhan hidup di dunia.
Kita masih memerlukan lebih banyak belajar tentang organisme untuk kelangsungan
hidup kita dan bagaimana cara menyimpan dan mengeluarkan informasi tumbuhan
yang digunakan manusia. Salah satu masalah utama bagi seorang taksonomis adalah
bagaimana menggabungkan pengetahuan ini kedalam klasifikasi tumbuhan sehingga
bank data atau gudang informasi dapat digunakan secara efisien untuk aktivitas
rutin dan untuk perkembangan hubungan baru yang berarti buat manusia.